SUNAN KALIJAGA

Kamis, 13 Juli 2017

Wafat Sunan Kali Jaga

 

KANJENG SUNAN KALIJAGA

Perjalanan wisata religi di bulan Ramadan ini, tidaklah lengkap jika tidak mampir ke Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dari Masjid Agung peninggalan Walisongo yang kesohor itu, letak Desa Kadilangu hanya berjarak 12 km arah timur laut dari pusat kota Demak, yang berjulukan Kota Wali. Di sinilah terdapat makam salah seorang wali termuda dan sekaligus tersohor, Sunan Kalijaga. Di kompleks makam yang luasnya sekitar 1 hektare, terdapat pula Masjid Sunan Kalijaga yang berdiri tahun 1532.

Di antara delapan wali lainnya, Kalijaga merupakan yang paling muda diangkat sebagai wali, memiliki ilmu paling tinggi, dan paling panjang usianya. Kalijaga konon lahir tahun 1455 dan wafat pada tahun 1586. Usianya mencapai 131 tahun. Namun sejumlah literatur menyebutkan, kelahiran maupun kematiannya tidak diketahui. Karena usianya yang panjang itu pula, Kalijaga disebutkan mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati.

Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Salah satu dari empat tiang kayu raksasa (sakaguru) di Masjid Agung Demak, merupakan karya Kalijaga, yang bukan terbuat dari kayu utuh, melainkan disusun dari beberapa potongan balok yang diikat menjadi satu (saka tatal). Kalijaga lahir dengan nama Raden Said, putra Arya Wilatikta (Adipati Tuban) dan Dewi Sukowati. Ia memiliki sejumlah nama panggilan, antara lain Lokajaya, Syeh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Mengenai asal-usul nama Kalijaga terdapat beberapa versi. Warga masyarakat Cirebon menganggap nama itu berasal dari Dusun Kalijaga di Cirebon. Kalijaga memang pernah tinggal di sana dan bersahabat erat dengan Sunan Gunungjati. Namun masyarakat di Jateng mengaitkan nama itu dengan kebiasaan Sang Wali yang senang melakukan tapa kungkum (bertapa dengan berendam diri di sungai/kali, sehingga muncul istilah ''jaga kali''. Tapi ada pula yang mengatakan kalau istilah itu berasal dari bahasa Arab, qadli dzaqa, untuk menunjuk statusnya sebagai penghulu suci kesultanan.

Kalijaga merupakan ulama yang paling lama menjalankan tugas dakwahnya. Dia dikenal sebagai murid kesayangan Sunan Bonang. Pola dakwah yang dikembangkannya mirip dengan guru sekaligus sahabatnya tersebut. Kalijaga juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah.

0 komentar:

Posting Komentar